Sekolah Khusus Siswi Hamil di Malaysia
Meningkatnya jumlah bayi telantar dan remaja hamil di luar nikah di Malaysia cukup memprihatinkan. Sampai-sampai negara bagian Malaka, mempertimbangkan pendirian sekolah khusus bagi remaja hamil.
Pendirian sekolah ini bertujuan meminimalkan pembuangan bayi sekaligus “memaksa” si gadis untuk menikah, sehingga hanya remaja putri yang sudah menikahlah yang boleh bersekolah di sini.
“Remaja yang belum menikah boleh menjadi bagian di sekolah ini, dengan satu syarat. Mereka harus menikah dengan ayah si jabang bayi,” ujar Mohamad Ali Rustam, Menteri Besar Negara Bagian Malaka seperti dikutip News Strait Times, Senin (26/7).
Pemerintah Malaysia saat ini memang tengah dibingungkan dengan jumlah bayi telantar yang terus meningkat. Banyak yang dibuang di pinggir jalan atau di tempat sampah, dalam kondisi sekarat maupun tewas.
“Dalam waktu singkat, masalah ini menjadi seperti wabah penyakit. Kami tidak bisa berpaling dan mengatakan ini bukan masalah kami,” imbuh Ali.
Menurut Ali, kasus penelantaran dan pembuangan bayi yang terjadi akibat si remaja putus asa menyembunyikan kehamilan mereka. Tak jarang mereka juga dibuang keluarga sendiri. Mereka enggan melakukan aborsi karena hal ini dilarang dalam agama Islam.
“Sehingga mereka memilih jalan pintas dengan membuang bayi yang baru mereka lahirkan. Kami tak ingin hal ini berlanjut dan harus bisa dihentikan,” tutur Ali.
Pendirian sekolah khusus untuk remaja yang hamil ini sekaligus untuk mendorong mereka melanjutkan pendidikannya dan melindungi bayi yang ada dalam kandungannya. Bila sekolah normal tidak bisa menerima siswa yang hamil, maka diharapkan dengan didirikannya sekolah ini akan mendapat tanggapan positif.
“Siswa dari negara bagian lain bisa mendaftar di sekolah ini dan terbuka untuk mereka yang sudah menikah secara sah,” pungkas Ali.n nst/smh/tis