25 ABK Tejebak Dlam Kapal yang Kebakaran
Sebuah kapal tanker berkapasitas 80.000 barel minyak mentah milik perusahaan Kangean Energy Indonesia (KEI) Ltd, terbakar hebat dan meledak di perairan Sepanjang, Pulau Kangean, Sumenep, Sabtu (28/8) sekitar pukul 10.00 WIB.
Akibatnya, seluruh muatan minyak mentah tumpah mencemari perairan itu hingga menghitam. Sebanyak 25 anak buah kapal (ABK) sempat terjebak dalam kapal yang terbakar hebat itu. Namun dalam situasi panik itu, mereka kemudian melompat ke laut sebelum akhirnya kapal meledak. Para ABK mengalami luka, empat di antaranya luka bakar serius alias kritis.
Begitu kuatnya ledakan, walau posisi kapal berjarak 400 meter dari bibir pantai Sepanjang, namun 10 rumah warga di pinggir pantai Desa Sepanjang rusak. Kaca jendela rumah pecah berantakan dan genting terlepas dari atap rumah.
Beberapa saat setelah ledakan, petugas Polsek Sapeken menggunakan perahu bermotor dibantu warga sekitar berusaha mengevakuasi 25 ABK. Evakuasi segera dilakukan karena saat itu posisi kapal tanker sudah miring 25 derajat dan nyaris tenggelam.
Polisi menyatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden kapal tanker yang dinakhodai Kapten Dedy itu. “Tidak ada korban jiwa. Namun, empat dari 25 awak kapal yang terbakar itu menderita luka bakar serius,” kata Kapolsek Sapeken Iptu Turmudzi, melalui telepon, Sabtu (28/8).
Empat awak kapal yang menderita luka bakar serius itu sudah dibawa ke rumah sakit di Denpasar, Bali, oleh manajemen PT KEI dengan menggunakan helikopter. “Semoga empat awak kapal yang menderita luka bakar serius itu selamat. Sementara 21 awak kapal lainnya hanya menderita luka ringan dan dirawat di Kantor PT KEI di Sapeken,” tuturnya menambahkan.
Empat awak kapal yang menderita luka bakar serius itu adalah Andre, David, Jamri, dan Sanhaji.
Turmudzi juga mengemukakan, pihaknya menerima laporan bahwa getaran akibat ledakan yang terjadi sebelum kapal terbakar, membuat tujuh rumah warga Desa Sepanjang mengalami kerusakan berupa gedung retak dan kaca pecah.
Belum diketahui penyebab terbakarnya kapal tanker di perairan Sepanjang, yang terletak sekitar 165 mil laut dari pebuhan Kalinget, Sumenep. Namun pukul 13.00 WIB, api berhasil dipadamkan.
Menurut sumber di lokasi kejadian, saat itu warga mendengar suara dentuman disertai ledakan hebat dari tengah laut sebanyak tiga kali. Ternyata bunyi ledakan berasal dari kapal tanker. Kapal terlihat penuh dengan api dan asap hitam membubung tinggi.
“Waktu itu saya dan beberapa warga sedang duduk di teras rumah. Tiba-tiba terdengar suara ledakan sangat keras. Ketika saya dan warga berlari ke pinggir pantai, saya melihat sebuah kapal tanker terbakar hebat dan minyaknya tumpah,” kata Muhalli, warga sekitar kepada Surya.
Kepala Desa Sepanjang, Hamsuri yang dihubungi secara terpisah mengatakan, meledaknya kapal tanker bermuatan minyak mentah itu menyebabkan sejumlah rumah warga rusak. “Kami bersama aparat desa mendata berapa jumlah rumah warga yang rusak dan seberapa besar tingkat kerusakannya,” kata Hamsuri.
Juga dikatakan, karyawan PT KEI terus membersihkan tumpahan minyak di tengah laut. “Setelah api padam, pihak PT KEI membersihkan tumpahan minyak mentah di tengah laut,” kata Hamsuri.
Bantah Pencemaran
Kasatpolair Kalianget AKP Aryanto Agus Subekti mengakui adanya tumpahan minyak mentah dari kapal tanker yang terbakar ketika sedang berlabuh di dekat pipa pengisian BBM lepas pantai. Namun ditegaskan, minyak yang tumpah ke laut itu tidak sampai mencemari perairan Sepanjang. Karena saat kejadian tersebut, kapal tanker tidak dalam kondisi bermuatan penuh.
Dijelaskan, kapal tanker yang terbakar itu sebagai penampung minyak mentah yang selanjutnya didistribusikan ke ke kapal tanker lainnya. “Jadi tolong perhatikan, tidak ada pencemaran minyak mentah di perairan Sepanjang,” kata Agus Subekti.
Ditambahkan, petugas belum mengetahui apa penyebab kebakaran itu. Saat memberikan keterangan itu, Agus Subekti mengatakan bahwa para petugas yang diterjunkan ke lokasi terkonsentrasi untuk memadamkan kobaran api dan berupaya menyelamatkan tubuh kapal tanker agar tidak tenggelam ke dasar laut.
Menurut Kepala Desa Sepanjang, Hamsuri, perusahan pengekplorasi minyak tersebut berdiri sejak 2005. Eksploitasi sumber daya alam di Sapeken ini sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar kepada daerah Kabupaten Sumenep. Sumber daya alam ini telah diekplorasi sejak 1960-an sampai sekarang.
Hasil pertambangan berupa gas bumi telah di mulai sejak 1960 di Pulau Saur, dan selanjutnya sampai sekarang dilanjutkan kembali di Pagerungan Besar, Pangerungan Kecil, Sadulang dan Pulau Sepanjang.
Sementara itu, tumpahnya minyak mentah di perairan tersebut membuat warga Pulau Sapeken cemas. Pasalnya, minyak mentah berwarna hitam yang mirip dengan aspal tersebut diperkirakan bakal merusak rumput laut yang sudah menjelang panen. Bahkan, minyak mentah itu bisa merusak biota laut lainnya.
Joni, 39, salah satu warga Sapekan, mengatakan, masyarakat nelayan cemas dengan adanya minyak mentah yang tumpah itu. “Kalau tercemar, otomatis rumput laut nelayan akan gagal panen,” kata Joni.
Anggota DPRD Sumenep, Badrul Aini meminta pihak perusahaan bertanggungjawab atas dampak dari minyak mentah yang tumpah ke laut. “Warga jangan sampai dirugikan akibat minyak mentah tumpah ke laut,” ungkap Badrul.
Sementara itu Manajemen PT Kangean Energy Indonesia (KEI) membentuk tim untuk menyelidiki penyebab kapal tanker terbakar tersebut. Humas PT KEI di Sapeken, Juhartomo, Sabtu malam, menjelaskan, pembentukan tim untuk mengetahui secara pasti penyebab terjadinya ledakan yang berujung pada kebakaran di kapal “Gagasan Perak” yang berfungsi sebagai penampung minyak mentah.
“Hingga malam ini, kami juga belum mengetahui penyebab terbakarnya kapal tersebut. Tim yang kami bentuk akan bekerja secara efektif untuk mencari tahu penyebab kapal terbakar mulai hari Minggu (29/8),” katanya melalui telepon.
Ia mengatakan, pada Sabtu sore, personel tim yang dibentuknya sebenarnya telah mencoba masuk ke bagian bawah kapal yang terbakar. “Namun, kondisi di dalam kapal gelap. Sehingga, kami memutuskan untuk mulai mencari tahu penyebab terbakarnya kapal pada hari Minggu,” tuturnya.Surya.co.id