Koin Ini Dijual dengan Harga Rp10,7 Miliar
Sebuah koin langka berhasil dijual seharga US$1,2 juta atau sekitar Rp10,7 miliar. Dalam suatu lelang di Boston, Amerika Serikat (AS), koin perak itu merupakan uang pecahan US$1 buatan 1794.
Seperti dikutip dari laman Boston.com, lelang diorganisir oleh rumah lelang Bowers and Merena pada Sabtu pekan lalu. Koin bernama "Flowing Hair Silver Dollar" tersebut merupakan salah satu dari uang pertama yang dicetak pemerintah AS.
Demikian menurut Brian Kendrella dari Spectrum Group International, perusahaan induk Bowers and Merena, Selasa, 10 Agustus 2010. Menurut Kendrella, koin tersebut dibeli oleh penawar tanpa nama.
Ukiran di koin itu menampilkan seorang perempuan dengan rambut panjang terurai tertiup angin. Menurut pakar koin langka, Jeff Ambio, ukiran itu merupakan simbol kebebasan. "Ukiran presiden baru mulai muncul pada uang koin terbitan 1909," kata Ambio.
Ambio mengatakan, koin tersebut dianggap sebagai spesimen terbaik keempat dari jenisnya, dan hanya sekitar 140 koin semacam itu yang diperkirakan masih ada.
Greg Roberts, staf kepala eksekutif Bowers and Merena Auctions, mengatakan penjualan koin itu merupakan penjualan yang paling diantisipasi. "Kami mulai mengamati aktivitas lelang sekitar dua pekan sebelum lelang sebenarnya dibuka untuk disaksikan secara langsung dengan sejumlah penawar mengganti tawaran pertama menjadi US$750 ribu," kata Roberts.
"Harga kemudian dengan cepat bergerak naik menjadi US$300 ribu. Saat nilai tawar mencapai US$1 juta pada Sabtu pekan lalu, hanya tersisa dua penawar di ruangan," lanjut Roberts.
Menurut Bowers and Merena, koin perak itu dicetak pada 1794 dengan tujuan menggantikan uang-uang Spanyol, Prancis, Belanda, dan Inggris - yang pada saat itu merupakan koin-koin "berkuasa". Bahkan pada 1794, uang koin masih sangat jarang.
"Koin-koin itu sangat jarang ditemukan pada saat itu. Dari cetakan asli, hanya dua ribu keping yang diproduksi, dan dari dua ribu itu hanya 1758 keping yang dinyatakan layak dikeluarkan. "Banyak orang Amerika yang hidup pada saat itu belum pernah sekalipun melihat koin-koin ini," kata pihak Bowers and Merena. VIVAnews