Upacara, 9 Tas Guru Dicuri
Suasana sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Ponorogo, di Jl Soekarno - Hatta, geger seusai upacara bendera 17 Agustus, Selasa (17/8). Sembilan tas milik para guru sekolah itu yang ditinggal di ruang guru saat upacara, raib dicuri orang.
Belum diketahui berapa persisnya nilai kerugian akibat raibnya tas para guru tersebut. Di dalam tas-tas itu terdapat barang-barang berharga dan penting seperti dompet berisi STNK, uang tunai, ponsel, kartu ATM, serta 4 laptop.
Dua orang saksi mata, Fina dan Siti, siswi kelas 10 yang saat kejadian sedang berada di ruang UKS (Unit Kegiatan Sekolah) mengaku melihat dua orang tak dikenal masuk ke ruang guru. Mereka menduga, kedua orang itu adalah tamu sekolah. Sayangnya waktu itu satpam sekolah kebetulan tidak masuk, karena izin sakit.
Salah seorang guru bernama Amru mengakui saat itu semua perhatian tertuju pada kegiatan upacara. Karena itu, ruang guru lengang dan tidak ada yang memerhatikan ketika ada orang asing masuk.
Pencurian baru diketahui setelah usai upacara, guru pemilik tas yang hilang kebingungan mencari tasnya. Ternyata tidak hanya satu dua guru yang kehilangan tasnya, melainkan sembilan guru. Hal ini membuat geger sekolah negeri tersebut. Beberapa siswa ditanyai, tetapi semua mengaku tidak ada yang tahu siapa yang mengambil tas para guru tersebut.
Dua orang guru yang menjadi korban pencurian itu, Dewi dan Dian mengaku baru sadar tasnya hilang setelah upacara selesai, dan kembali masuk ke ruang guru. Mereka mengaku kaget setelah tas mereka tidak berada di tempatnya kembali. Menurut Dian, para guru rekan sekerjanya merasa terpukul sekali dengan hilangnya tas kerja mereka. Karena, di dalamnya berisi barang-barang yang amat berharga bagi mereka, seperti dompet, ponsel, uang tunai, macam-macam perhiasan emas, serta STNK dan kartu pengenal dan ATM.
“Kalau uang tunai kayaknya juga banyak karena para guru baru terima uang dari laba koperasi,” jelas Dian sambil menahan matanya yang berkaca-kaca. Tidak dirinci berapa uang tunai yang ikut raib.
Kasus ini segera dilaporkan ke polisi. Petugas Polres Ponorogo yang mendapat laporan, langsung mendatangi sekolah. Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), polisi menyimpulkan pelaku pencurian sangat profesional dan paham betul suasana di dalam sekolah.
Mereka juga sangat paham pada momen-momen seperti ini, perhatian para guru lengah karena sibuk dengan upacara. Para pencuri juga tahu tempat yang menjadi incaran mereka, yakni ruang guru, di mana biasanya tas para guru ditinggal.
“Kami masih menyelidiki kasus pencurian itu, berdasarkan bukti dan keterangan saksi di lapangan, serta hasil olah TKP,” tandas Kasat Reskrim Polres Ponorogo, AKP Suhono.surya.co.id