'Kejutan' di Balik Tragedi Gempa Haiti
Pada 12 Januari 2010, sebuah gempa berkekuatan 7,0 skala Richter mengguncang Haiti. Efeknya sungguh dahsyat. Gempa itu bertanggung jawab atas kematian lebih dari 200 ribu jiwa, sementara 1,5 juta korban gempa yang selamat kehilangan tempat tinggal.
Beberapa waktu berlalu, kini para ilmuwan menemukan sesuatu yang tak disangka-sangka. Gempa Haiti ternyata disebabkan oleh patahan (fault) yang belum pernah dipetakan.
Ahli geofisika, Eric Calais dari Purdue University mengatakan, saat gempa mengguncang, para ilmuwan sebenarnya sedikit ragu soal apa penyebabnya.
Saat itu, patahan Enriquillo yang disalahkan--ini patahan yang terletak di antara lempeng Karibia dan Amerika Utara. Namun, belakangan data terbaru menunjukan gambar yang lebih rumit.
"Patahan yang menyebabkan terjadinya gempa bukan Enriquillo, tapi patahan baru," kata Calais dalam pertemuan organisasi geofisika Amerika di Brazil, seperti dimuat laman LiveScience.
"Ini sebuah kejutan besar, semua perhitungan kami para ahli salah selama ini."
Pasca gempa, sejumlah ilmuwan geologi dikerahkan untuk menguak bagaimana pergerakan tanah selama gempa terjadi. Para peneliti menganalisis hasil pembacaan, mempelajari citra satelit, menyelidiki bukti di lepas pantai, dan membuat penilaian lapangan di wilayah bencana.
Gempa bumi biasanya terjadi di sepanjang patahan--retakan di lempeng batuan Bumi. Di Haiti, segmen patahan sepanjang 40 kilometer patah selama gempa.
Tim peneliti menemukan, ada beberapa patahan di area tersebut yang bergerak ke arah yang tak diperkirakan. Apalagi, Enriquillo adalah patahan vertikal, sementara data terbaru menunjukkan, geempa tak terjadi di patahan vertikal.
"Sebagian besar pergeseran (slip), jika bukan keseluruhannya, ada di patahan yang tak terpetakan, bukan Enriquillo," kata Calais.
Sistem patahan Enriquillo-Plantain Garden tidak menghasilkan gempa bumi dalam dekade terakhir. Namun, patahan tersebut, menurut data historis, adalah sumber gempa bumi besar yang terjadi 1860, 1770, dan 1751--meski belum ada konfirmasi data terkait klaim ini.
Para ilmuwan mengaku belum tahu seberapa berbahaya patahan yang belum terpetakan ini. Mungkin saja patahan yang belum tercantum dalam peta adalah bagian dari keseluruhan sistem patahan yang tak diketahui sebelumnya. Perlu penelitian untuk mempelajarinya.
"Kita perlu tahu hal ini, untuk kepentingan mitigasi bencana," kata Calais. "Ini penting." VIVAnews